Pengertian EQ,SQ
EQ= Kecerdasan emosional (bahasa
Inggris: emotional quotient, disingkat EQ) EQ adalah kemampuan
seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan
orang lain di sekitarnya.[1]
Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan
terhadap informasi
akan suatu hubungan.
[2]
Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan
alasan yang valid akan suatu hubungan.[2]
Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan
kecerdasan intelektual (IQ).[1]
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih
penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi
terhadap kesuksesan seseorang.[1]
Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari
kecerdasan
emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri,
memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi
dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivas
SQ= Kecerdasan spiritual (bahasa
Inggris: spiritual quotient, disingkat SQ) adalah kecerdasan
jiwa yang membantu
seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan
kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.
SQ merupakan fasilitas yang membantu
seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan
persoalannya itu.[2]
Ciri utama dari SQ ini ditunjukkan dengan kesadaran seseorang untuk menggunakan
pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna.
Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan
kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu
menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu
mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan
hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan
antara berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang mengerti akan
makna hidupnya
Merupakan kemampuan kita untuk berahlak mulia dan mengenal siapa diri kita dan Tuhan kita. Jadi SQ bukan hanya kemampuan menjalankan shalat atau membaca Al-Qur’an semata, tapi bagaimana semua ibadah yang kita laksanakan dapat dimaknai dan diaplikasikan dalam kehidupan kita, artinya bagaimana perilaku kita adalah merupakan cerminan dari ibadah yang telah kita laksanakan. Sehingga kita menjadi manusia yang dicintai oleh Tuhan dan mahluk-Nya.
Kecerdasan Emosional (EQ)
Adalam kemampuan kita untuk dapat mempengaruhi dan diterima orang lain dengan baik. Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.
Selama ini EQ kurang diajarkan pada anak-anak, sehingga kemampuan anak untuk mencinta dan dicinta oleh sesama menjadi kendala dalam bergaul dan berteman. Dan kesulitan dalam bermasyarakat berawal dari kurangnya kecerdasan emosional kita.
Kecerdasan Intelektua (IQ)
Ialah kemampuan kita untuk mengolah dan berfikir kognitif. Kecerdasan yang terukur dengan angka-angka sejak kita di bangku sekolah hingga kuliah, adalah kecerdasan intelektual. Kecerdasan inilah merupakan kemampuan yang diolah pada otak sebelah kiri kita. Bagaimana dengan otak sebelah kanan?
Mansusia siapapun dia, adalah manluk yang diciptakan Tuhan dan telah mengikat perjanjian dengan-Nya, bahwa dia adalah mahluk-Nya. Pada saat ruh ditiupkan oleh Sang Pencipta, manusia dibekali dengan sifat-sifat yang mulia untuk bekal hidupnya. Sifat-sifat yang ditiupkan Tuhan itulah fitrah yang dibawa lahir di dunia. Jadi ketika manusia telah menjadi janin dan lahir di dunia ini dia telah memiliki fitrah yang suci, fitrah dari Tuhannya.
Oleh karena itulah fitrah manusia harus selalu dijaga agar tidak terkotori dan teracuni oleh sifat-sifat syaitan yang sering kita sebut dengan nafsu manusia. Yaitu: dengki, sombong, dusta, malas, berlebihan dan lain sebagainya. Namun kita sering menyebutnya itu adalah manusiawi. Sebenarnya hal-hal tersebut adalah sifat-sifat syaitan yang dikirim syaitan sejak manusia lahir ke muka bumi ini.